tebuireng.co – KH Moch Djamaluddin Ahmad atau biasa disapa dengan Kiai Djamal atau Abah Djamal merupakan pendiri Pesantren Bumi Damai Al Muhibbin Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas, Jombang. Ia adalah sosok figur ulama yang ngopeni umat.
Abah Djamal adalah pendiri dan pengasuh pertama Bumi Damai Al Muhibbin Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas. Beliau wafat pada 24 Februari 2022. Banyak kalangan orang yang merasa kehilangan atas wafatnya Abah Djamal. Mulai dari para ulama, tokoh masyarakat, santri-santrinya, hingga para muhibbin-nya termasuk penulis.
Mungkin, KH Moch Djamaluddin Ahmad pantas jika disebut sebagai ulama penyejuk dan juga termasuk ulama yang ngopeni umat. Bagaimana tidak? Banyak orang yang juga sama berpendapat seperti demikian. Seperti pendapat-pendapat tokoh yang disarikan dari buku “Abah Djamal: Bunga Rampai Memoar KH Moch Djamaluddin Ahmad”, dimana buku ini diterbtikan pada haul pertama beliau untuk mengumpulkan memory yang terserak.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya, KH Moch Djamaluddin Ahmad adalah orang yang khidmatul ‘ilmi dan ri’ayatul ummah, orang yang berkhidmat melayani ilmu sejak ia di tahap belajar hingga tahap mengajarkan ilmu kepada generasi penerus. Selain menghabiskan hidupnya untuk melayani ilmu, Abah Djamal juga dengan teguh ngopeni atau mengasuh umat. Hal ini dibuktikannya dengan melayani hingga membimbing umat dengan ikhlas.
Hal lain yang membuktikan bahwa KH Moch Djamaluddin Ahmad sebagai salah satu figur ulama yang ngopeni umat ada dalam satu pesannya, yakni gawe acara opo ae, nek iso kudu ono santunan fakir miskin. Apabila diartikan, “dalam acara apapun, kalau bisa harus ada santunan fakir miskin.”
KH Moch Djamaluddin Ahmad juga bisa dikatakan sebagai ulama penyejuk umat. Hal ini disarikan dari isyhad Habib Jamal bin Toha Baagil pada peringatan 40 hari wafatnya Abah Djamal. Meskipun termasuk menjadi orang yang memiliki pengaruh, Abah Djamal tidak tertarik dalam hal-hal politik. Bahkan ada yang sempat menawari untuk menjadi tim sukses, namun ia menolaknya. Meskipun di usia senja, ia lebih memilih untuk keliling menyampaikan ilmu seperti pengajian rutin.
Dakwah Abah Djamal dapat diterima oleh semua kalangan. Tak sedikit masyarakat umum bahkan awam yang turut hadir dalam tiap pengajiannya. Tak hanya disitu, ia juga mengarang syair Haflah Maulidiyah ﷺ yang dikemas dalam bentuk syair bahasa Indonesia agar semua kalangan dapat memahami tentang kisah perjalanan hidup Rasulullah ﷺ dengan mudah.
Oleh: Ikhsan Nur Ramadhan
Baca Juga: Biografi KH Moch Djamaluddin Ahmad
Sae Gus, Barakallah