Ratusan rudal balistik menghujani langit malam Israel, 1 Oktober 2024 lalu. Serangan ini merupakan serangan kedua pada tahun ini selepas serangan bulan April lalu. Kabar meninggalnya Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Abbas Nilforoushan dan Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah akibat serangan Israel pada 27 September 2024, menjadi alasan kuat Iran melakukan serangan balik ke Israel.
Hal tersebut sangat mengundang kemarahan Republik Iran, yang akhirnya melayangkan 180 rudal balistik ke arah Israel. Jumlah ini lebih besar daripada serangan pada April lalu, yang hanya berjumlah 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah.
Namun kali ini, Iran tidak hanya menggunakan rudal balistik, Iran juga mengirim rudal hipersonik untuk pertama kalinya, sebagai hidangan malam bagi Israel, yang mana peluru kendalinya merupakan buatan mereka sendiri. Kabarnya, Garda Revolusi Iran menargetkan fasilitas militer milik Israel, seperti pangkalan udara Nevatim di gurun Negev.
Imbas dari serangan 1 Oktober 2024 lalu, menyebabkan puluhan jet tempur F-35 milik Israel dilaporkan rusak. Dari keterangan Israel, mereka menanggap banyak rudal Iran yang berhasil dicegat, namun Garda Revolusi yakin, bahwa 90% rudal mereka berhasil mengenai sasaran dan menembus perisai pertahanan Israel.
Dilansir dari Kompas.com, seorang pejabat tinggi Iran mengatakan kepada kantor berita Reuthers bahwa serangan ini direstui oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Hingga saat ini, pihak Israel belum melaporkan adanya korban jiwa akibat serangan 1 Oktober lalu. Hanya laporan dari tim medis, yang menangani 2 orang pasien luka-luka, akibat terkena puing-puing peluru.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merespon serangan Iran ini dengan mengatakan bahwa Iran telah melakukan kesalahan besar dan menegaskan bahwa Iran akan segera mendapat balasannya.
Iran juga telah memberikan ultimatum pada Israel bila membalas serangannya, maka mereka tak segan-segan akan melancarkan serangan senjata dengan skala yang jauh lebih dahsyat lagi. Seperti yang diungkapkan Mayor Jenderal Mohammad Bagheri bahwa apabila rezim Zionis yang sudah gila ini tidak dikekang oleh Amerika dan Eropa untuk meneruskan kejahatan tersebut, operasi akan diulang dengan skala yang jauh lebih besar lalu dan akan menyerang infrastrukturnya.
Penulis: Naffisa Izzah
Editor: Thowiroh