Siapa yang tidak mengenal Fahruddin Faiz? Filsuf muslim sekaligus pengasuh ngaji filsafat ini menjadi salah satu tokoh yang banyak digemari. Beberapa falsafah hidup yang dijelaskan oleh Fahruddin Faiz dalam ceramahnya juga menarik untuk diketahui.
Ceramah-ceramahnya banyak didengar oleh masyarakat terutama kalangan mahasiswa baik secara langsung di Masjid Jenderal Sudirman maupun di Sosial Media. Penyampaiannya yang ringan, membuat pembahasan dan pemikiran mengenai filsafat jaugh lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
Berikut 15 falsafah hidup yang disampaikan Fahruddin Faiz yang bisa dijadikan motivasi maupun pedoman dalam hidup:
- Ciri orang bahagia: tidak menyesali masa lalu, tidak mengkhawatirkan masa depan, bisa menikmati hari ini.
- Kalau hidupmu tergantung kepada kepemilikan, maka hidupmu akan diwarnai oleh rasa takut akan kehilangan.
- Kuasai dunia dengan ilmu, jalannya adalah belajar, senjatanya adalah menulis, kekuatannya berasal dari membaca. Maka, Iqra! Bacalah.
- Agama tanpa etika akan kering, etika tanpa agama akan hambar.
- Yang tidak penting dan tidak berguna jangan dijadikan kebiasaan, karena berisiko akan terinternalisasi dalam diri kita.
- Biar ringan isi kepalamu, jangan isi dengan hal-hal yang tidak penting.
- Engkau akan kesulitan membaca warnaku, karena engkau selalu memotongku dengan pisau perspektifmu.
- Idealis itu bagus, tapi harus diimbangi dengan kemampuan mambaca kenyataan.
- Jangan berdoa meminta hidup yang mudah, tapi berdoalah agar menjadi orang yang kuat menghadapi persoalan-persoalan besar.
- Â Untuk menjadi unggul, kita tidak harus menabrak atau memotong orang lain. Tetapi dengan terus bergerak lebih maju.
- Kunci bahagia itu tahu diri dan tahu batas.
- Setiap orang kalah dengan pikirannya, itulah mengapa mereka memiliki begitu banyak sakit hati dan kesedihan.
- Satu hal yang paling berbahaya yang bisa dilakukan oleh seseorang adalah menyerahkan kebebasan moralnya kepada orang lain.
- Hidup itu dinamis, kadang senang kadang sedih. Mbok yadihadapi dengan biasa saja.
- Â Cinta itu membebaskan, tidak membelenggu. Justru hadirnya cinta itu membuat kita bisa mengalahkan ego bukan memanjakan ego.
Itulah beberapa falsafah yang disampaikan oleh Fahruddin Faiz dalam kajian-kajiannya. Petuah atau pemikiran yang lainnya bisa ditemukan di beberapa karya bukunya seperti Filsafat Moral, Menjadi Manusia Menjadi Hamba, Menghilang Menemukan Jati Diri, Kemanusiaan Sebelum Keberagaman,dan Mati Sebelum Mati Buka Kesadaran Hakiki.
Penulis: Rindi Andriansah
Editor: Thowiroh
