tebuireng.co – 13 tahun Gus Dur pergi menghadap sang Khaliq, tapi hingga saat ini para peziarah masih terus berdatangan dan datang dari berbagai daerah hingga internasional
Peringatan 13 tahun wafatnya Gus Dur turut mengundang peziarah datang ke komplek makam Gus Dur di Kabupaten Jombang. Pengunjung utamanya datang di akhir pekan.
Kenaikan peziarah umumnya terjadi di akhir pekan, hari libur, kunjungan wali santri Pesantren Tebuireng dan hari tertentu seperti bulan Gus Dur setiap akhir tahun.
“Tanggal merah dan liburan banyak peziarah. Bisa sampai 40-an bis sehari semalam. Kalau hari biasa, paling sepuluh sampai dua puluh bis saja,” jelas penjaga karcis parkir makam Gus Dur, Fatkhurrohman, Ahad (18/12/2022).
Menurut Dirut Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Afif Abdur Rahim, setiap bulan Desember 2022, peziarah makam Gus Dur mulai mengalami peningkatan.
Hal ini karena Pesantren Tebuireng mengadakan serangkaian acara peringatan 13 tahun wafatnya Gus Dur. Puncaknya di minggu ke-tiga.
“Kalau kenaikan secara signifikan masih belum. Biasanya kalau kenaikan peziarah terjadi mendekati liburan akhir tahun dan bulan Gus Dur di minggu ketiga,” katanya.
Afif menjelaskan, ukuran naik turun pengunjung wisata religi makam Gus Dur bisa dilihat dari tiket parkir. Namun, tiket tidak bisa jadi ukuran utama, karena ada banyak peziarah yang datang tanpa parkir resmi.
Alat ukur lain yaitu jumlah uang kotak amal perbulan yang dikelola Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). Kotak amal tersebut dipasang di beberapa titik sepanjang jalan menuju makam Gus Dur.
“Untuk jam kedatangan peziarah biasanya terjadi di pagi hari hingga jelang Ashar atau malam hari hingga waktu shalat subuh. Kalau angka pastinya kita tidak bisa hitung,” ungkapnya.
Dikatakan, para peziarah tersebut berasal mayoritas di dominasi dari masyarakat di pulau Jawa dan Sumatera.
Peziarah dari Sumatera memiliki kenaikan yang signifikan karena memiliki jalan tol sehingga estimasi waktu ziarah bisa dipercepat.
Peziarah tersebut datang dalam bentuk kelompok majelis taklim, instansi pendidikan, paguyuban, hingga pengurus organisasi kemasyarakatan seperti Nahdlatul Ulama di daerah-daerah.
Peziarah dari pulau lain tetap banyak, tapi belum memiliki jadwal rutin dan siklusnya tidak sesering peziarah dari pulau Jawa dan Sumatera.
“Keunikan makam Gus Dur ini yaitu yang ziarah bukan hanya orang Muslim. Teman-teman dari agama lain juga sering berkunjung ke sini. Bahkan mereka ada jadwal khusus,” tambah Afif.
Menurutnya, hal yang mempengaruhi terjadinya peningkatan peziarah salah satunya media sosial.
Beberapa pamflet rangkaian kegiatan bulan Gus Dur dibagikan secara masif oleh masyarakat sehingga berbondong-bondong datang ke Tebuireng.
“Sejak awal bulan pamflet kegiatan bulan Gus Dur sudah dibagikan. Ini ikut menarik peziarah. Tahun sebelumnya bulan Gus Dur diperingati secara online dan terbatas,” imbuhnya.
Ia menambahkan, beberapa waktu lalu masyarakat lintas agama yang dikomandoi oleh gerakan Gus Durian melakukan kunjungan ke area pemakaman Gus Dur.
Saat berdoa di area makam, terlihat sekali keberagaman karena berdoa dengan agamanya masing-masing.
Kelompok peziarah lainnya yaitu instansi resmi pemerintah seperti Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia beserta kementerian dan lembaga negara juga datang ke Tebuireng.
Selain ziarah ke makam Gus Dur, instansi tersebut juga melakukan dialog interaktif dengan santri dan asatidz.
“Ada juga dari luar negeri yang datang ke makam Gus Dur. Umumnya tanya tentang jejak langkah KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur,” tandasnya.
Oleh: A Fikri