Ketahanan pangan nasional merupakan kondisi tersedianya pangan untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota masyarakat setiap saat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif.
Konsentrasi pencapaian ketahanan pangan di Indonesia terkait dengan salah satu tujuan UUD 1945 dalam alinea keempat yaitu mencapai kesejahteraan umum.
Oleh karena itu, peningkatan kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan harus terus diupayakan, minimal setara dengan laju pertumbuhan penduduk.
Ketahanan pangan diwujudkan oleh hasil kerja sistem ekonomi pangan yang terdiri dari produksi pangan, distribusi sampai konsumsi yang saling berinteraksi secara berkesinambungan serta didukung oleh adanya berbagai input sumberdaya alam, kelembagaan, budaya, dan teknologi.
Proses ini hanya akan berjalan dengan efisien oleh adanya partisipasi masyarakat dan fasilitasi pemerintah.
Partisipasi masyarakat yang dimaksud adalah meliputi proses produksi, pengolahan, distribusi dan pemasaran serta jasa pelayanan di bidang pangan.
Sedangkan fasilitasi pemerintah bisa berbentuk kebijakan ekonomi makro dan mikro di bidang perdagangan, pelayanan dan pengaturan serta intervensi untuk mendorong terciptanya kemandirian pangan. Sebagaimana bunyi Pasal 33 ayat 2 Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan cadangan pangan masyarakat sesuai dengan kearifan lokal.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, setidaknya ada 10 faktor yang mempengaruhinya, seperti dikutip dari laman gurupendidikan.co.id, berikut ini:
- Luas lahan
Semakin banyak dan luas lahan untuk pertanian pangan maka ketahanan pangan akan semakin baik. Maraknya pembangunan untuk industri dan pemukiman membuat lahan pertanian semakin menyusut dan ini menjadi pertanda serius dan ancaman bagi NKRI. Pertambahan penduduk dan penyebaran yang tidak merata menyebabkan lahan pertanian semakin menyempit oleh dorongan aktivitas manusia.
- Cuaca dan iklim
Kondisi jatuhnya musim sangat memperngaruhi lahan dan hasil pertanian. Jika terjadi kemarau panjang maka biasanya terjadi paceklik atau gagal panen. Seperti itu juga para nelayan di pantai sangat bergantung pada kondisi perairan disekitarnya. Jika ada badai maka mereka tidak melaut. Selain itu kadangkala terjadi anomali cuaca yang menyebabkan perubahan pola tanam.
- Teknologi
Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas pertanian. Di negara maju, panen sudah menggunak mesin otomatis sehingga hemat biaya dan waktu. Selain itu pengolahan berbagai macam produk juga memerlukan teknologi yang canggih.
- Infrastruktur
Baik tidaknya suatu infrastruktur akan sangat mempengaruhi stabilitas ketahanan pangan. Infrastruktur menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakannya, dan menjadi tanggung jawab rakyat untuk menjaga dan memeliharanya agar terjadi simbiosis mutualisme demi tercapainya kemajuan bangsa.
- Kondisi ekonomi, politik, sosial dan keamanan
Ketahanan pangan dapat tercipta apabila aspek penting dalam suatu negara terpenuhi. Aspek ini ada empat poin yakni kondisi ekonomi, politik, sosial, dan keamanan. Sebab, apabila dari keempat aspek tersebut tidak dapat berjalan dengan baik maka dampaknya dapat meluas ke segi lainnya yang merugikan masyarakat termasuk ketahanan pangan.
- Degradasi lahan
Diperkirakan 40% dari lahan pertanian di dunia terdegradasi secara serius. Pertanian intensif mendorong terjadinya penurunan kesuburan tanah dan penurunan hasil.
- Hama dan penyakit
Hama dan penyakit tanaman dapat mempengaruhi sebuah produksi tanaman dan hasil budidaya pertenakan sehingga dapat berdampak bagi ketersediaan suatu bahan pangan.
- Krisis air global
Tingginya muka air tanah terus menurun di berbagai negara dikarenakan pemompaan yang berlebihan. Di berbagai negara di dunia telah melakukan importasi gandum yang disebabkan oleh terjadinya defisit air, negara-negara besar sudah mengalaminya seperti China dan India.
- Perebutan lahan
Kepemilikan lahan lintas batas negara semakin meningkat seperti Perusahaan Korea Utara Daewoo Logistics telah mengamankan satu bidang lahan yang luas di Madagascar untuk membudidayakan jagung dan tanaman pertanian lainnya untuk produksi biofuel.
- Perubahan iklim
Fenomena cuaca yang ekstrim seperti kekeringan dan banjir diperkirakan akan meningkat karena perubahan iklim terjadi. Kejadian ini akan memiliki dampak di sektor pertanian. Bahkan diperkirakan pada tahun 2040, hampir seluruh kawasan sungai Nil akan menjadi padang pasir di mana aktivitas budidaya tidak dimungkinkan karena keterbatasan air. []